Minggu, 24 November 2013

My Experience in Belgium Part IV



Untuk hari berikutnya selama satu minggu pertama, kita memiliki program masing-masing bersama pembimbing yang sesuai dengan jurusan kuliah kita. Untuk saya sendiri bersama Mr. Collin Bootsveld dan Mr. Ludo Sweron (kepala teknik di hellebroek). Seperti yang saya terangkan waktu hari pertama, tempat magang saya di hellebroek dan mendapat tambahan ke dassenveld. Pertemua pertama saya mendengarkan program atau kegiatan apa saja yang akan saya lakukan dihellebroek selama seminggu kedepan. Tak hanya itu, merek juga menjelaskan tentang target akhir atau apa saja yang akan saya dapat selama disini, terutama tentang electric. Tak sesuai dengan yang aku harapkan, disini saya malah mempelajari tentang energy batterai yang mereka gunakan untuk menggerakkan truk dan lainnya, padahal yang aku harapkan adalah otomatisasi yang diterapkan disini, tapi tak apalah, sebagai tambah-tambah pengalaman dan ilmu. Setelah penjelasan kegiatan selesai, saya ditunujukan ruang kerja atau workshop untuk saya selama seminggu kedepan, baik yang di hellebroek maupun di dassenveld. Oh ya tak sembarangan orang yang bisa masuk ke ruang kerja hellebroek, dan ketika mendapatkan izin masuk harus memakai standart K3 disana, mulai sepatu keamanan, helm, hingga pakaian workshop untuk pengunjung, dan untuk sana hanya diberi sepatu kerja, pakaian workshop  dan helm tidak boleh dibawa pulang. Ternyata satu haripun tak cukup untuk mengelilingi dan mengenal barang-barang maupun sebatas pengenalan tentang energy batterai. Kegiatan magang akan dilanjutkan besok. 17.15, it’s time to back home.
Seperti biasa, mulai jam 09.00 saya sudah berada dihellebroek, untuk melanjutkan kegiatan kemarin. Dibuka dengan pengenalan teknologi wi-iq yang terpasang disetiap batterai. Wi-iq adalah sebuah device yang digunakan untuk memonitoring keadaan batterai, tak hanya itu, kita bisa melihat sudah berapa kali batterai tersebut dices, dan suhu batterai tersebut waktu dices maupun digunakan. Tapi sayang, Mr. Collin maupun Mr. Ludo tak tahu sensor maupun komponen yang terdapat didalam wi-iq, baik di receiver maupun transmitternya. Setelah materi wi-iq sudah selesai, waktunya praktik menggunakannya, pertama dimulai dengan penginstallan software wi-iq dikomputer sebagai receiver data batterai. Takku bayangkan, waktu saya mencoba menginstall wi-iq ternyata tidak bisa, ternyata semua komputer dicolruyt sudah diproteksi, sehingga tak sembarangan software bisa diinstall disana. Sehingga kita harus izin terlebih dahulu dengan bagian IT disana, setelah menghubungi bagian IT, dan menyebutkan nomor serial komputer kita, beberapa menit kemudian kita bisa menginstall software wi-iq dikomputer. Ternyat begitu hebatnya system jaringan dan security disana. Tak hanya dengan penginstallan software, koneksi internetpun begitu, tak seperti di Indonesia yang hanya diproteksi dengan mikrotik maupun password wpa psk, disana tak sembarang laptop maupun komputer bisa konek internet. Disana terdapat software yang diciptakan oleh colruyt sendiri untuk koneksi internet, jadi hanya laptop dari colruyt saja yang bisa digunakan untuk internet disana. Karena kita semua telah dipinjamin dua laptop (satu dibawa pulang dan satunya ditinggal disana) dari colruyt, sehingga kita bisa sepuasnya untuk internet disana, dan sayangnya social media, dan email yang tak berasal dari colruyt tak bisa dibuka disana.
Selesai dengan penginstallan, mr. Collin juga menjelaskan beberapa masalah yang sering muncul selama penginstallan wi-iq. Sekarang waktunya pemasangan transmitter dibatterai, tak sesulit penginstallan, hanya cukup menghubungkan positif negative batterai ke device wi-iq. Setelah pemasangan transmitter selesai, sekarang mulai dengan monitoring keadaan batterai dan melihat mana saja batterai yang masih bagus, dan mana batterai yang perlu diperbaiki maupun diganti air accunya. Tak lupa juga saya mencatat no seri batterai yang kita monitoring. Setelah monitoring semua batterai yang tidak terpakai selesai, selanjutnya memonitoring batterai yang sedang dices. Batterai membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam untuk mengisi daya secara penuh. Mengapa kita lakukan pengecekan batterai saat dices? Karena suhu antara batterai yang tidak terpakai, saat dices, dan batterai yang sedang digunakan untuk menjalankan truk sangat berbeda.
Sudah tiga hari berkecimbung masalah batterai, baik untuk monitoring, pengukuran, maupun analisa keadaan batterai, Alhamdulillah selesai juga meskipun tidak semua teknologi batterai maupun energy saya fahami, tapi semua itu telah memberikan banyak pengetahuan. Yang lebih mengesankan adalah hari terakhir, melihat-lihat system otomatisasi disana, seperti hand robot, yang dulu waktu kuliah hanya bisa melihat gambarnya, sekarang bisa melihat yang asli, begitu cepat dalam melakukan pemindahan barang, tapi sayang tidak boleh difoto. Radiobot control, yaitu sebuat robot yang hampir sama walkman, yang dipasangkan disetiap karyawan gudang didassenveld, sehingga lewat robot itu karyawan akan dipandu untuk mengambil barang sesuai dengan perintah robot, yang lebih kerennya, robot itu bisa tahu ketika karyawan tersebut salah dalam mengambil barang, ketika itu terjadi maka robot akan berhenti selama barang itu belum ditukar dengan yang benar. Tak hanya system otomatisasinya saja yang modern, tapi untuk kelistrikan, colruyt tidak mengambil listrik negara. Tak seperti di Indonesia, yang kebanyakan perusahaan besar mengandalkan listrik negara. Berbeda dengan colruyt, sebagai perusahaan yang besar, mereka juga memiliki penghasil listrik sendiri, dimana disetiap gedung perusahaan colruyt memiliki panel surya yang terletak diatas gedung, dan panel listrik tenaga angin yang sangat besar, jadi mereka sudah tidak menggunakan lagi minyak bumi maupun gas bumi, karena mereka sadar semua itu akan habis jika dipakai terus menerus.

0 komentar:

Posting Komentar