Untuk hari berikutnya selama satu minggu pertama, kita memiliki
program masing-masing bersama pembimbing yang sesuai dengan jurusan kuliah
kita. Untuk saya sendiri bersama Mr. Collin Bootsveld dan Mr. Ludo Sweron
(kepala teknik di hellebroek). Seperti yang saya terangkan waktu hari pertama,
tempat magang saya di hellebroek dan mendapat tambahan ke dassenveld. Pertemua
pertama saya mendengarkan program atau kegiatan apa saja yang akan saya lakukan
dihellebroek selama seminggu kedepan. Tak hanya itu, merek juga menjelaskan
tentang target akhir atau apa saja yang akan saya dapat selama disini, terutama
tentang electric. Tak sesuai dengan yang aku harapkan, disini saya malah
mempelajari tentang energy batterai yang mereka gunakan untuk menggerakkan truk
dan lainnya, padahal yang aku harapkan adalah otomatisasi yang diterapkan
disini, tapi tak apalah, sebagai tambah-tambah pengalaman dan ilmu. Setelah
penjelasan kegiatan selesai, saya ditunujukan ruang kerja atau workshop untuk
saya selama seminggu kedepan, baik yang di hellebroek maupun di dassenveld. Oh
ya tak sembarangan orang yang bisa masuk ke ruang kerja hellebroek, dan ketika
mendapatkan izin masuk harus memakai standart K3 disana, mulai sepatu keamanan,
helm, hingga pakaian workshop untuk pengunjung, dan untuk sana hanya diberi
sepatu kerja, pakaian workshop dan helm
tidak boleh dibawa pulang. Ternyata satu haripun tak cukup untuk mengelilingi
dan mengenal barang-barang maupun sebatas pengenalan tentang energy batterai.
Kegiatan magang akan dilanjutkan besok. 17.15, it’s time to back home.
Seperti biasa, mulai jam 09.00 saya sudah berada dihellebroek,
untuk melanjutkan kegiatan kemarin. Dibuka dengan pengenalan teknologi wi-iq
yang terpasang disetiap batterai. Wi-iq adalah sebuah device yang digunakan
untuk memonitoring keadaan batterai, tak hanya itu, kita bisa melihat sudah
berapa kali batterai tersebut dices, dan suhu batterai tersebut waktu dices
maupun digunakan. Tapi sayang, Mr. Collin maupun Mr. Ludo tak tahu sensor
maupun komponen yang terdapat didalam wi-iq, baik di receiver maupun
transmitternya. Setelah materi wi-iq sudah selesai, waktunya praktik menggunakannya,
pertama dimulai dengan penginstallan software wi-iq dikomputer sebagai receiver
data batterai. Takku bayangkan, waktu saya mencoba menginstall wi-iq ternyata
tidak bisa, ternyata semua komputer dicolruyt sudah diproteksi, sehingga tak
sembarangan software bisa diinstall disana. Sehingga kita harus izin terlebih
dahulu dengan bagian IT disana, setelah menghubungi bagian IT, dan menyebutkan
nomor serial komputer kita, beberapa menit kemudian kita bisa menginstall
software wi-iq dikomputer. Ternyat begitu hebatnya system jaringan dan security
disana. Tak hanya dengan penginstallan software, koneksi internetpun begitu,
tak seperti di Indonesia yang hanya diproteksi dengan mikrotik maupun password
wpa psk, disana tak sembarang laptop maupun komputer bisa konek internet.
Disana terdapat software yang diciptakan oleh colruyt sendiri untuk koneksi
internet, jadi hanya laptop dari colruyt saja yang bisa digunakan untuk
internet disana. Karena kita semua telah dipinjamin dua laptop (satu dibawa
pulang dan satunya ditinggal disana) dari colruyt, sehingga kita bisa sepuasnya
untuk internet disana, dan sayangnya social media, dan email yang tak berasal
dari colruyt tak bisa dibuka disana.
Selesai dengan penginstallan, mr. Collin juga menjelaskan beberapa
masalah yang sering muncul selama penginstallan wi-iq. Sekarang waktunya
pemasangan transmitter dibatterai, tak sesulit penginstallan, hanya cukup
menghubungkan positif negative batterai ke device wi-iq. Setelah pemasangan
transmitter selesai, sekarang mulai dengan monitoring keadaan batterai dan
melihat mana saja batterai yang masih bagus, dan mana batterai yang perlu
diperbaiki maupun diganti air accunya. Tak lupa juga saya mencatat no seri
batterai yang kita monitoring. Setelah monitoring semua batterai yang tidak
terpakai selesai, selanjutnya memonitoring batterai yang sedang dices. Batterai
membutuhkan waktu kurang lebih 10 jam untuk mengisi daya secara penuh. Mengapa
kita lakukan pengecekan batterai saat dices? Karena suhu antara batterai yang
tidak terpakai, saat dices, dan batterai yang sedang digunakan untuk menjalankan
truk sangat berbeda.
Sudah tiga hari berkecimbung masalah batterai, baik
untuk monitoring, pengukuran, maupun analisa keadaan batterai, Alhamdulillah
selesai juga meskipun tidak semua teknologi batterai maupun energy saya fahami,
tapi semua itu telah memberikan banyak pengetahuan. Yang lebih mengesankan
adalah hari terakhir, melihat-lihat system otomatisasi disana, seperti hand
robot, yang dulu waktu kuliah hanya bisa melihat gambarnya, sekarang bisa
melihat yang asli, begitu cepat dalam melakukan pemindahan barang, tapi sayang
tidak boleh difoto. Radiobot control, yaitu sebuat robot yang hampir sama
walkman, yang dipasangkan disetiap karyawan gudang didassenveld, sehingga lewat
robot itu karyawan akan dipandu untuk mengambil barang sesuai dengan perintah
robot, yang lebih kerennya, robot itu bisa tahu ketika karyawan tersebut salah
dalam mengambil barang, ketika itu terjadi maka robot akan berhenti selama
barang itu belum ditukar dengan yang benar. Tak hanya system otomatisasinya
saja yang modern, tapi untuk kelistrikan, colruyt tidak mengambil listrik
negara. Tak seperti di Indonesia, yang kebanyakan perusahaan besar mengandalkan
listrik negara. Berbeda dengan colruyt, sebagai perusahaan yang besar, mereka
juga memiliki penghasil listrik sendiri, dimana disetiap gedung perusahaan
colruyt memiliki panel surya yang terletak diatas gedung, dan panel listrik
tenaga angin yang sangat besar, jadi mereka sudah tidak menggunakan lagi minyak
bumi maupun gas bumi, karena mereka sadar semua itu akan habis jika dipakai
terus menerus.
0 komentar:
Posting Komentar